Minggu, 15 Februari 2015

Cinta Diam-diam. 

Rintik air jatuh berbaris, lembut namun keroyokan, Hujan. Gue hanyut dalam keadaan yang diciptakan Pikiran Gue, Berlari gemulai memainkan selendang kuning, dengan baju yang memamerkan udel bodong, sambil sembunyi-muncul sembunyi muncul dari pohon besar, diiringi lagu kuch-kuch khotae , gue berasa lebih ganteng dari Cakra khan.
Namun khayalan tingkat lantai 12 gue itu sirna setelah senyumnya tersimpul. Raisa, Senyumnya terbit bersamaan dengan senja sore di belakangnya, Langit kelabu dipadu dengan gunung-gunung dan barisan angka 3 yang mengepak, gue berasa masuk ke gambaran anak TK dengan matahari yang tersenyum.


Senyum memang make up paling cantik seorang wanita. Gue coba tersenyum di genangan mungil yang tercipta di reda hujan, Hoek.. ternyata senyum gue yang dipadu dengan lendir petis di gigi cukup mengerikan, pantes kadang anak kecil nangis kalo gue senyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar